Abdisuara.com,Medan- Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara diwakili oleh Asisten Umum Sekretaris Daérah Provinsi Sumatera Utara Ibu Ir. Lies Handayani Siregar, M.MA menyatakan, untuk menciptakan industri kelapa sawit Indonesia yang berkelanjutan, diperlukan adanya sinergi dari para pemangku kepentingan.
“Sinergi antar stakeholder kelapa sawit akan berdampak penting bagi industri perkelapa sawitan kita dan juga pada kemajuan perekonomian Indonesia dan khususnya perekonomian Sumut,” ungkapnya saat memberi sambutan pada pembukaan Workshop Dialog Sosial Jaringan Ketenagakerjaan Sawit Berkelanjutan (Jagasawitan) di Hotel Swiss Belin, Jalan Gajah Mada Medan, Selasa (24/10/2023).
Workshop yang digelar atas kerja sama Jaga Sawitan dengan ILO, diikuti oleh perwakilan GAPKI Pusat dan beberapa Perusahaan di Sumut , Dinas Tenaga Kerja, Dinas PPA dan LKS Tripartit Daerah Sumut, Serbundo, KBS dan 10 Federasi perwakilan JAPBUSI Pusat dan Daerah yakni FHukatan, FSB Kamiparho, FLomenik, FSB Nikeuba, FTIA, FKUI, FSP PP SPSI ATUC, FSP NIBA SPSI ATUC, FSP PP SPSI dan FP4K SARBUMUSI.
Lebih lanjut Ibu Ir Lies Handayani Siregas M.MA mengatakan, dari sisi perekonomian, industri kelapa sawit memiliki peran yang sangat strategis bagi perekonomian daerah. Selama priode Januari – Oktober 2021, kontribusi ekspor minyak sawit Sumut telah menyumbang sebanyak 832,14 ribu ton atau sekitar Rp12,5 triliun.
Luas areal perkebunan kelapa sawit di Sumut, mencapai 1.390.184,84 Ha dengan produksi tandan buah segar sebesar 6.401.330,46 ton. Dengan luas areal tersebut, sebut Arief, menempatkan Sumut sebagai provinsi dengan areal terluas kedua setelah Riau yang menyebar di 14 kabupaten, telah memberikan manfaat ekonomi yang menjadi bagian terpenting dari pembangunan di Sumut.
Kontribusi tersebut termasuk dalam penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan petani, pengurangan kemiskinan, pengembangan wilayah dan sebagai motor penggerak perekonomian Sumut.
Kedepan, industri kelapa sawit Sumut diarahkan pada peningkatan produktivitas, terutama pada perkebunan rakyat yang disertai dengan membangun desa menata kota dalam rangka mewujudkan perkebunan kelapa sawit yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Ir. Lies Handayani Siregar, M.MA lebih lanjut mengatakan, tantangan global semakin menguat sejak Indonesia menjadi produsen utama kelapa sawit (CPO) dunia pada tahun 2006. Indonesia, terkhusus Sumut mendapat berkah besar karena permintaan produk olahan kelapa sawit terus meningkat.
“Produksi CPO kita yang sangat besar telah memunculkan kampanye negatif dari dunia luar yang menuduh industri kelapa sawit kita mempekerjakan tenaga anak dibawah umur, padahal itu tidak benar,” ungkap Arief.
Pemprov Sumut, sebutnya, sangat memberikan apresiasi terhadap deklarasi kerja sama untuk mempromosikan dialog sosial antara Jejaring Serikat Pekerja Buruh Sawit Indonesia (JAPBUSI) bersama Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) demi industri kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia dan secara khusus di Sumut.
Kolaborasi yang disepakati kedua belah pihak bertujuan untuk mewujudkan sawit berkelanjutan melalui kelayakan di lingkungan kerja. Penguatan sinergi antar pemangku kepentingan merupakan langkah krusial untuk mengatasi defisit pekerjaan yang layak di sektor ini melalui dorongan terhadap kepatuhan peraturan ketenagakerjaan, demi meningkatkan citra sawit Indonesia.
“Untuk meningkatkan citra sawit, perlu dilakukan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk meningkatkan komunikasi dan kemitraan dengan organisasi Serikat Pekerja atau Serikat Buruh. Dan kami percaya pada nilai dialog yang efektif dan konstruktif, karena menghormati hak-hak pekerja tidak hanya baik untuk bisnis, tetapi juga baik untuk pekerja,” jelasnya.
Deklarasi yang dibangun ini juga, lanjutnya, harus berfokus pada peningkatan isu-isu ketenagakerjaan untuk mempromosikan pekerjaan yang layak di industri kelapa sawit, memastikan kerjasama bipartit
di tempat kerja yang efektif, menghormati hak dasar atas kebebasan berserikat dan perundingan bersama menyelesaikan perselisihan industrial melalui dialog sosial.
Diakhir sambutannya, Ibu Lies Handayani Siregar, M.MA mengucapkan terima kasih kepada JAPBUSI dan GAPKI yang telah melaksanakan dialog sosial ini. Ia berharap melalui dialog ini dapat memberikan solusi terhadap permasalahan ketenagakerjaan dalam mewujudkan perkebunan kelapa sawit Indonesia yang berkelanjutan.
Dalam workshop ini, beberapa hal yang menjadi konsen baik bagi pengusaha maupun pekerja adalah terkait pentingnya komunikasi yang baik dalam berbagai hal antara pengusaha dan pekerja.
Kemudian, agar rantai pasok sawitan dapat berjalan dengan baik ditengah tantangan isu global, Ketua KSPSI AGN ATUC Tengku Muhammad Yusuf meminta agar LKS Tripartit wajib hadir di semua perusahaan. Ini diperlukan agar komunikasi dalam hubungan industrial dapat berjalan dengan baik.
Dalam kegiatan workshop hadir juga perwakilan dari ILO Bapak Abdul Hakim selaku ILO Country Office for Indonesia and Timor Leste, Kadisnaker Sumut Bapak Abdul Haris Lubis, Ketua Bidang Pengembangan SDM GAPKI Sumut Bapak Sumarjono Saragih dan Presidensi Jagasawitan yang juga Sekretaris Eksekutif JAPBUSI Nursama Marpaung. ( Agm/Ah )