Anggota DPD RI Muhammad Nuh Dialog dengan Pimpinan Pesantren |
Dalam kesempatan ini, Nuh, yang pernah mondok di Pesantren Ath-Thoyibah di Labuhan Batu, dan memiliki pengalaman nyantri serta mengajar di pesantren di Pasuruan, Jawa Timur, menyampaikan penghargaan dan kebanggaannya terhadap dunia pesantren.
Profesor Ahmad Mansur Suryanegara, seorang pakar sejarah, menyatakan dalam bukunya “Api Sejarah” bahwa peran Kyai dan Santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia memiliki dampak yang signifikan.
Nuh, yang juga tergabung dalam Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI Sumatera Utara, mengungkapkan pandangannya tentang kekhawatiran Bung Karno pada awal kemerdekaan, dimana beliau merasa khawatir akan kembalinya penjajah. Bung Karno sowan ke Hadhratusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari rahimahullah, memohon nasehat dan dukungan. Kyai Hasyim kemudian mengumpulkan Ulama se-Jawa dan Madura untuk bermusyawarah, dan pada tanggal 22 Oktober 1945, dikeluarkanlah Resolusi Jihad oleh KH Hasyim Asy’ari sebagai Rais Akbar Nahdlatul Ulama.
Sebagai penghormatan terhadap peran santri dan ulama dalam mempertahankan kemerdekaan, ditetapkanlah tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.
Dr. Hidayat Nurwahid, Ketua MPR RI (2004-2009), menekankan bahwa Resolusi Jihad Kyai Hasyim Asy’ari berpengaruh besar dalam menggerakkan para pemuda Surabaya di bawah komando Bung Tomo pada 10 November 1945, yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.
Dalam dialog ini, Pimpinan Pesantren Darul Mursyid Sipirok mengungkapkan adanya forum pesantren di Tabagsel yang berupaya mengembangkan ekonomi pesantren untuk mencapai kemandirian.
Muhammad Nuh, yang juga Pembina Pesantren Al-Uswah di Kuala, Langkat, memberikan apresiasi terhadap upaya tersebut dan menyebutkan bahwa saat ini banyak pesantren yang berhasil mengembangkan potensi ekonominya, contohnya Pesantren Sidogiri di Pasuruan, Jawa Timur.
Para Kyai Pimpinan Pesantren merasa senang berdialog dengan Anggota DPD RI asal Sumatera Utara yang memiliki latar belakang sebagai santri. Bahkan, dalam forum tersebut, muncul harapan agar pada Pemilu 14 Februari 2024, terpilihlah Presiden dan Wakil Presiden yang memiliki latar belakang di dunia pesantren dan memberikan perhatian besar pada pendidikan pesantren.
Semoga… Aamiin.