Jeritan Warga Lingkungan 6 Medan: Didata Berkali-kali, Tapi Bansos Tak Pernah Sampai

  • Whatsapp

abdisuara.com,MEDAN TEMBUNG,MEDAN- Kinerja Kepala Lingkungan (Kepling) 6 di Kelurahan Bandar Selamat, Kecamatan Medan Tembung, kini tengah menjadi perbincangan hangat warga. Pasalnya, banyak warga kurang mampu yang merasa luput dari perhatian pemerintah terkait penyaluran Bantuan Sosial (Bansos), meski pendataan telah dilakukan berkali-kali.

Potret Kemiskinan yang Terabaikan

Salah satu kisah pilu datang dari pasangan suami istri, Paimo (40) dan Sukarni (67). Di tengah kondisi rumah papan yang sederhana, Sukarni kini hanya bisa terbaring lemah akibat menderita penyakit gula dan saraf terjepit (HNP). Meski suaminya bekerja keras sebagai pedagang bakso keliling, bantuan dari pemerintah tak kunjung menghampiri mereka.

“Dulu pernah didata, saya bahkan sempat mendatangi Kepling untuk bertanya kapan bantuan cair. Tapi jawabannya selalu berbelit-belit,” ungkap Sukarni pada Minggu (28/12/2025).

Kekecewaan senada disampaikan oleh Paimo. Ia mengaku harus berjuang sendirian mengurus Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) demi pengobatan istrinya tanpa adanya pendampingan atau perhatian dari pihak lingkungan setempat.

Harapan kepada Walikota Medan

Kondisi ini memicu warga untuk meminta perhatian langsung dari Walikota Medan, Rico Waas. Mereka berharap pemerintah kota segera menerjunkan tim khusus untuk melakukan verifikasi ulang data penerima bantuan di Kelurahan Bandar Selamat agar tidak ada lagi warga yang membutuhkan namun terabaikan.

“Saya mohon Bapak Rico Waas mengirim tim ke sini supaya data yang didapat benar-benar akurat sesuai kondisi di lapangan,” harap Sukarni.

Fenomena “Tebang Pilih” dalam Pendataan

Selain keluarga Paimo, warga lain seperti Fitri (41) dan Awi (55) juga merasakan hal serupa. Fitri menyebut bahwa dirinya terakhir kali didata hanya saat pandemi Covid-19. Setelah itu, ia merasa pihak berwenang seolah “tebang pilih” dalam menentukan siapa yang berhak menerima bantuan.

“Kami ingin pendataan itu adil, jangan pilih kasih. Kalau hidup kami sudah mapan, tidak mungkin kami mengharapkan bantuan pemerintah,” tegas Fitri, yang suaminya bekerja sebagai sopir.

Kritik dari Tokoh Masyarakat

Tokoh masyarakat setempat, Yahyah (68), turut angkat bicara mengenai situasi ini. Ia menilai penyaluran Bansos di Lingkungan 6 tidak tepat sasaran dan terkesan menutup mata terhadap kondisi nyata warga yang sangat memprihatinkan.

“Ibarat pepatah, gajah di pelupuk mata tak tampak. Kepling seharusnya lebih peka. Pasangan Sukarni dan Paimo ini sangat butuh bantuan, apalagi mereka tidak punya anak dan harus berjuang sendiri di hari tua,” pungkas Yahyah. (Tim) (Ah)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *